Sabtu, 08 Januari 2011

siklus hidup sistem

SIKLUS HIDUP SISTEM

General Systems Life Cycle (GSLC)

Merupakan fase-fase utama (general) yang terjadi pada semua sistem, baik

sistem biologis, fisikal, sosial ataupun sistem lainnya. Adapun fase-fase

tersebut terbagi dalam empat fase, yaitu :

a. Development (introduction)

b. Growth

c. Maturity

d. Deterioration (decline)

Apabila digambarkan, GSLC akan terlihat seperti berikut :

Information Systems Life Cycle (ISLC)

Merupakan fase-fase utama (general) yang terjadi pada sistem informasi.

Adapun fase-fase tersebut terbagi dalam empat fase, yaitu :

a. Systems Development (Design)

b. Systems Implementation

c. Systems Operation (Maintenance)

d. Systems Obsolescence

Apabila digambarkan, ISLC akan terlihat seperti berikut :

Systems Development Life Cycle (SDLC)

SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah

dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan

utama, yaitu :

a. Analysis

b. Design

c. Implementation

Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan (purpose) dan

hasil kegiatannya (deliverable).

Apabila kegiatan utama tersebut dijabarkan ke dalam langkah-langkah yang

lebih rinci dapat digambarkan seperti berikut :

ANALYSIS

Dalam tahap analisis ini, digunakan oleh analis sistem untuk :

a. Membuat keputusan apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah

tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar

untuk memperbaiki sistem

b. Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya.

c. Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini

d. Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah :

1. Problem detection

a. Tujuan : Mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin

berkurang manfaatnya (memburuk).

b. Hasil : Laporan pendahuluan tentang permasalahan yang terjadi

dalam sistem.

2. Initial investigation

a. Tujuan : Memerikan sistem saat ini dengan penekanan pada daerah-

daerah yang menimbulkan permasalahan.

b. Hasil : Penjelasan sistem saat ini.

3. Requirement analysis (determination of ideal systems)

a. Tujuan : Mendapatkan konsensus dari komunitas pemakai dari sistem

informasi yang ideal. Sebuah penggantian sistem akan

menimbulkan jarak antara sistem saat ini dengan sistem

yang ideal (yang mengacu ke komputerisasi).

b. Hasil : Penjelasan kebutuhan analisis terhadap sistem.

4. Generation of system alternatives

a. Tujuan : Menggali (explore) perbedaan dari alternatif sistem dalam

mengurangi jarak (gap) antara sistem saat ini dengan

sistem idealnya.

b. Hasil : Dokumen-dokumen tentang alternatif sistem yang akan

digunakan untuk memperbaiki sistem.

5. Selection of proper system

a. Tujuan : Membandingkan alternatif-alernatif sistem dengan

menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif

sistem yang paling baik, dan menjualnya (sell) kepada

management.

b. Hasil : Hasil-hasil dari studi sistem.

DESIGN

Dalam tahap perancangan (desgin) memiliki tujuan, yaitu untuk :

a. Mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang

terbaik.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah :

6. Output design

a. Tujuan : Memerikan bentuk-bentuk laporan sistem dan dokumennya.

b. Hasil : Bentuk (forms) dari dokumentasi keluaran (output).

7. Input design

a. Tujuan : Memerikan bentuk-bentuk masukan didokumen dan dilayar ke

sistem informasi.

b. Hasil : Bentuk (forms) dari dokumentasi masukan (input).

8. File design

a. Tujuan : Memerikan bentuk-bentuk file-file yang dibutuhkan dalam

sistem informasi.

b. Hasil : Bentuk (forms) dari dokumentasi file.

IMPLEMENTATION

Dalam tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk :

a. Melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang

sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangunnya atau dikembangkannya.

b. Mengimplementasikan sistem yang baru.

c . Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah :

9. Programming & testing

a. Tujuan : Mengkonversikan perancangan logikal ke dalam kegiatan

operasi coding dengan menggunakan bahasa pemograman

tertentu, dan mengetest semua program serta memastikan

semua fungsi / modul program dapat berjalan secara benar.

b. Hasil : Coding program dan spesifikasi program.

10.Training

a. Tujuan : Memimpin (conduct) pelatihan dalam menggunakan sistem,

persiapan lokasi latihan dan tugas-tugas lain yang

berhubungan denganp pelatihan (buku-buku panduan sistem).

b. Hasil : Rencana pelatihan sistem, modul-modul katihan dan

sebagainya.

11. System changeover

a. Tujuan : Merubah pemakaian sistem lama ke sistem bari dari sistem

informasi yang berhasil dibangun.Perubahan sistem merupakan tanggung jawab team designer ke pemakai siste (user organization).

b. Hasil : Rencana (jadwal dan metode) perubahan sistem (contract).

Siklus hidup sistem dengan studi kelayakan

Siklus hidup sistem adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem/subsistem informasi berbasis komputer.

Tahapan Siklus Hidup:

1.Perencanaan

ditahap ini di definisikan dari menyadari masalah, mengidentifikasi kendala-kendala dan membuat studi kelayakan.

2.Analisis

penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.

3.Rancangan

penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Untuk sistem berbasis komputer biasanya dalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.

4. Penerapan

merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumberdaya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja.

5.Penggunaan

merupakan tahap menggunakan sistem, audit sistem dan memelihara sistem.

Pengelolaan Siklus Hidup:

1.Eksekutif Komite

2.Pengarah SIM

3.Pimpinan Proyek SubSistem

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

Ada enam dimensi kelayakan:

• Teknis: tersediakah perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan?

• Pengembalian ekonomis: dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya?

• Pengembalian non ekonomis: dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan keuntungan- keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?

• Hukum dan etika: akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hukum dan etika?

• Operasional: akankah rancangan sistem seperti itu akan didukung oleh orang-orang yang menggunakannya?

• Jadwal: mungkinkah menerapkan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan?

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Sistem Informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang Teknologi Informasi.

Dalam membangun suatu sistem informasi (dalam hal ini lebih mengacu kepada pengertian aplikasi perangkat lunak) digunakan metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle atau SDLC). SDLC terdiri dari sejumlah tahapan yang dilaksanakan secara berurutan. Secara umum tahapan dari SDLC adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data (data gathering)

Jika sudah ada sistem yang berjalan sebelumnya maka perlu dilakukan pengumpulan data dan informasi yang dihasilkan dari sistem yang ada. Pengumpulan laporan (report), cetakan (print-out), dsb baik yang sudah ada maupun yang diharapkan untuk ada pada sistem yang baru. Interview dan questionnaire terhadap orang-orang yang terlibat dalam sistem juga mungkin perlu dilakukan. Apabila sistem yang akan dikembangkan benar-benar baru (belum ada sistem informasi sebelumnya) maka pada tahapan ini pengembang bisa lebih menekankan kepada studi kelayakan dan definisi sistem.

2. Analisa Sistem

Jika tahapan pengumpulan data dilakukan dengan melibatkan klien atau pengguna sistem informasi, maka mulai dari tahapan analisa lebih banyak dilakukan oleh pihak pengembang sendiri. Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan dan sistem yang akan dikembangkan. Mendefinisikan objek-objek yang terlibat dalam sistem dan batasan sistem.

3. Perancangan Sistem (design)

Merancang alir kerja (workflow) dari sistem dalam bentuk diagram alir (flowchart) atau Data Flow Diagram (DFD). Merancang basis data (database) dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) bisa juga sekalian membuat basis data secara fisik. Merancang input ouput aplikasi (interface) dan menentukan form-form dari setiap modul yang ada. Merancang arsitektur aplikasi dan jika diperlukan menentukan juga kerangka kerja (framework) aplikasi. Pada tahapan ini atau sebelumnya sudah ditentukan teknologi dan tools yang akan digunakan baik selama tahap pengembangan (development) maupun pada saat implementasi (deployment).

4. Penulisan kode program (Coding)

Programming (desktop application) atau Scripting (web-based application) hanyalah salah satu tahapan dari siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan ini dilakukan oleh satu atau lebih programmer. Jika tahapan analisa dan perancangan sistem telah dilakukan dengan baik, maka porsi tahapan coding tidaklah besar.

5. Testing

Biasanya tahapan ini dilakukan oleh Quality Assurance dari pihak pengembang untuk memastikan bahwa software yang dibangun telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu metodenya bisa dengan menginput sejumlah data pada sistem baru dan membandingkan hasilnya dengan sistem lama. Apabila diperlukan maka tahapan ini bisa dibagi menjadi dua yaitu testing oleh pihak pengembang (alpha testing) dan testing oleh pihak pengguna (beta testing).

6. Instalasi

Pada pengembangan aplikasi Client-Server, umumnya terdapat server untuk development, testing dan production. Server development berada di tempat pengembang dan dipergunakan selama pengembangan dan bisa juga setelahnya untuk perbaikan aplikasi secara terus menerus (continuous improvements). Server testing berada di tempat pengembang dan bisa juga di tempat pengguna apabila diperlukan beta testing. Setelah aplikasi dirasa siap untuk dipergunakan maka digunakanlah server production yang berada di tempat pengguna. Pada prakteknya di tempat pengembang juga bisa terdapat server production yaitu server yang memiliki spesifikasi hardware dan software yang sama dengan server di tempat pengguna. Hal ini dimaksudkan agar apabila ditemukan error atau bug pada aplikasi di tempat pengguna maka pengembang dapat mudah mencari penyebabnya pada server production mereka.

7. Pelatihan

Pihak pengembang memberikan training bagi para pengguna program aplikasi sistem informasi ini. Apabila sebelumnya tidak dilakukan beta testing maka pada tahapan ini juga bisa dilangsungkan User Acceptance Test.

8. Pemeliharaan

Maintenance bertujuan untuk memastikan bahwa sistem yang digunakan oleh pihak pengguna benar-benar telah stabil dan terbebas dari error dan bug. Pemeliharaan ini biasanya berkaitan dengan masa garansi yang diberikan oleh pihak pengembang sesuai dengan perjanjian dengan pihak pengguna. Lamanya waktu pemeliharaan sangat bervariasi. Namun pada umumnya sistem informasi yang kompleks membutuhkan masa pemeliharaan dari enam bulan hingga seumur hidup program aplikasi.

Secara teori inilah siklus hidup pengembangan sistem. Namun pada prakteknya hal ini tidaklah selalu mulus untuk dilaksanakan. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan sistem informasi. Terutama adalah pada faktor manusia yang terlibat. Dari pihak pengembang, kurangnya keahlian dan pengalaman bisa menyebabkan kesalahan dalam satu tahapan sehingga menyebabkan siklus ini harus diulangi dari tahapan yang salah. Bisa terjadi bahwa siklus ini dilakukan sampai berulang-ulang.

Dari pihak pengguna, idealnya perlu bersama-sama dengan pihak pengembang untuk memahami sistem informasi mulai dari awal siklus hidup pengembangan sistem. Namun yang sering terjadi pihak pengguna menyerahkan semuanya kepada pihak pengembang sehingga pada saat implementasi (testing atau training) pihak pengguna tidak menyetujui (menolak) sebagian atau seluruh rancangan dari sistem yang telah selesai dibangun oleh pihak pengembang.

Apabila perlu dilakukan revisi dan pengulangan tahapan siklus hidup pengembangan sistem tentu saja akan menambah beban biaya, tenaga dan waktu dari kedua belah pihak. Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan banyak proyek pengembangan sistem informasi gagal atau berhenti di tengah jalan.

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Siklus hidup pengembangan sistem adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem yang dimana sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baikmelalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik, siklus itu antara lain :

  • Mengidentifikasikan masalah, peluang dan tujuan.
  • Menentukan sarat-sarat informasi.
  • Menganalisis kebutuhan sistem.
  • Merancang sistem yang direkomendasikan.
  • Mengembangkan dan medokumentasikan perangkat lunak.
  • Menguji dan mempertahankan sistem.
  • Mengimplementasikan dan mengevaluasikan sistem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar