Sabtu, 18 September 2010

DINASTI SAFAWI

DINASTI SAFAWI

Setelah hancurnya Baghdad sebagai ibukota Daulah Abbasiyah, Islam mengalami kemunduran pada 1558 M. Menjelang abad ke – 16, Islam bangkit dengan munculnya tiga kerajaan besar, yaitu kerajaan Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.

Pembentukan Dinasti Safawi

Kerajaan Safawi berasal dari gerakan keagaamaan (tarekat) yang berada di Ardabil, Ajerbaizan.

Secara etimologis kata safawi menurut P.M Holt dan Marjorie Kelly berasal dari kata Safi yang diambil dari nama Safi al-Din Ishak al-Ardbily, Pendiri tarekat Safawiyah dan bukan dari kata Sufi.

Pergerakan Safawi

Fase Pertama

Gerakan murni keagamaan yang mempunyai dua corak, yaitu Sunni pada masa Safi al-Din (1301-1344 M) dan Sadrudin Musa (1344 – 1399 M) dan corak Syiah pada masa khawarj ali dan masa Ibrahim (1427 – 1447 M).

Fase Kedua

Safawiyah memperluas gerakannya dengan menambahkkan kegiatan politik pada bagian keagamaan atau dengan kata lain pada fase ini berubah menjadi gerakan politik pada saat pimpinan Junaid (1447-1460 M ) yang ingin membentuk kerajaan sendiri

B. Kemajuan Dinasti Safawi

Kondisi yang memprihatinkan pasca Ismail 1 baru dapat diatasi setelah raja Safawi kelima, Abbas 1, naik tahta. Ia memerintah dari tahun 1588 M sampai dengan 1628 M.

Langkah-langkah yang diambil Abbas 1 untuk memulihkan kerajaan Safawi:

Berusaha menghilangkan dominasi pasukan Qisilbash atas kerajaan Safawi dengan cara membentuk pasukan baru yang anggotanya terdiri dari budak tawanan perang.

Mengadakan perdamaian dengan Turki Usmani dengan menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan sebagian wilayah Luristan juga Abbas berjanji tidak akan menghina tiga khalifah pertama dalam islam (Abu Bakar, Umar, dan Usman) dalam khutbah-khutbah jum’at.

Nampaknya usaha-usaha Abbas 1 tidak sia-sia, sebab setelah kerajaan Safawi menjadi kuat kembali dan dapat merebut kembali wilayah-wilayah yang lepas dari kekuasaan Safawi pada masa sebelumnya.

Kemajuan Dalam Bidang Ekonomi

Setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gurmun diubah menjadi bandar Abbas dengan didukung oleh stabilitas politik yang sangat kuat, maka kerajaan ini menjadi jalur sekaligus pusat perdagangan internasional yang sangat strategis dan menjadi sumber devisa yang besar. Kerajaan Safawi juga menjalin hubungan bilateral dengan Rusia. Selain itu tidak hanya jalur perdagangan yang berkembang pesat, sektor pertanian kerajaan Safawi pun mengalami kemajuan terutama di daerah bulan sabit subur (Fortile Crescent).

Bidang Arsitektur dan Seni

Ibukota Safawi Isfahan merupakan salah satu kota terindah pada masa pemerintahan Abbas. Ketika Abbas wafat di Isfahan terdapat 162 buah masjid, 48 perguruan tinggi, 1802 buah losmen dan 273 buah pemandian umum. Salah satu Masjid yang terkenal adalah Masjid Syah. Selain itu Abbas juga membangun sebuah istana megah di Isfahan yang disebut “Chihil Sutun” atau istana 40 tiang.

Konflik berkepanjangan dengan kerajaan Turki Usmani dan pemberian kekuasaan yang besar kepada para ulama Syiah yang sering memaksakan pendapatnya terhadap penganut aliran Sunni (masa Husain yang alim).

Pasukan Ghulam yang dibentuk oleh Abbas 1 tidak memiliki semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash.

Sering terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana, juga serangan kerajaan Mughal (Sultan Syah Jehan, merebut Afghanistan.

C. Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Syafawi

Beberapa faktor penyebab terjadinya kemunduran dan kehancuran dinasti Safawi yaitu:

Dekadensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaan Safawi. Para raja yang berkuasa pada pasca Abbas 1 lemah, bertindak kejam kepada pembesar-pembesar kerajaan yang dicurigai, pemabuk akibatnya rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintah.

Adapun proses kehancuran Dinasti Safawi ini bermula dari adanya pemberontakan bangsa Afghan yang berhasil merebut negeri-negeri Afghan. Karena desakan dari Mir Mahmud Syah Husain akhirnya menguasai kekuasaan Mir Mahmud (pemimpin Afghan) hingga pada tanggal 12 oktober 1722 M Syah Husain menyerah tanpa syarat dan kota Isfahan berhasil diduduki bangsa Afghan.

Walaupun pada tahun 1786 M Tahmasp II berkoalisi dengan Nadir Khan dan menggempur Isfahan pasca Mir Mahmud kembali berkuasa, akaan tetapi pada bulan Agustus 1732 M Tahmasp II dipecat oleh Nadir Khan dan digantikan oleh putranya Abbas III yang masih kecil dan tidak lama setelah itu tepatnya pada tanggal 8 Maret 1736 M Nadir Khan mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Abbas III. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Dinasti Safawi di Persia.

Sumber :google (Wikipedia Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar