Kamis, 23 September 2010

STRATIFIKASI SOCIAL

STRATIFIKASI SOCIAL

Pengertian stratifikasi social

Banyak sekali para filsafat yang mempunyai pengertian tentang sratifikasi social yang berbeda. Semuanya mempuyai pendapatannnya masing-masing tentang sratifikasi social. Tapi dari pendapatan berbeda tersebut menurut saya sratifikasi social adalah pembedaan atau pengelompokan masyarakat kedalam lapisan-lapisan social secara bertingkat.

Anda telah mengetahui bahwa masyarakat kita adalah masyarat yang beragam, baik dalam hal sku bangsa, ras, agama dan klen. Pada dasarnya, tuhan menciptakan manusia dengan derajat yang sama. Namun, kenyataan yang terjadi di masyarakat menunjukan adanya penghargaan yang berbeda terhadap kelompok individu berdasarkan kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan itu dapat berupa kekeyaaan, kekuasaan, keturunan(kehormatan), dan pendidikan. Adanya penilian yang berbeda dari suatu kelompok terhadap kelompok lain berdasarkan sesuatu yang dianggap lebih, mengakibatkan timbulnya suatu pola oengelompokan masyarakat yang disebut sebagai stratifikasi social atau pelapisan social.

Perwujudan pelapisan didalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas-kelas social. Kelas-kelas social terdiri atas kelas social tinggi(upper class), kelas social menengah (middle class), dan kelas social rendah (lower class). Kelas tinggi biasanya dimiliki oleh para pejabat atau penguasa dan pengusaha kaya. Kelas social menengah biasanya meliputi kaum intelektual, seperti dosen, peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil dan menengah, serta pegawai negri. Kelas social rendah merupakan kelompok terbesar dlam masyarat, biasanya meliputi buruh dab pedagang kecil. Pengelompokan semacam itu terdapat dalam segala bidang kehidupan. Sebagai contoh, jika seseorang bekerja disuatu perusahaan dan memiliki kedudukan yang tinggi seperti direktur, orang tersbut akan dihargai lebih tinggi dari pada pegawai lain.

Faktor penyebab startifikasi social

startifikasi social dapat muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang terjadi dalam masyarakat. Factor-faktor penyabab adalah kemampuan atau kepandaian, umur, fisik, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotaan masyarakat, dan harta benda. Sebagia contoh, seseorang yang memiliki fisik yang kuat dapat melindungi orang yang lemah, dan orang yang pandai dan bijasana akan dijadikan pemimpin dalam masyarakat. Dengan demikian, akan terbentuk lapisan masyarakat berdasarkan kemapuan tertentu.

Dalam perkembangan selanjunya, startifikasi socialsengaja dibentuk sebagai subsistem social untuk mewujudkan tujuan tertentu. Contohhnya, kekuasaan dalam system pemerintah . system pemerintahan sengaja dbuat ecara hierarki dan birokratis sehinnga pembagian kekuasaan lebih jelas mudah dipertanggung jawabakna.

Berbeda kondisi umumnya yang mendorong terciptanya startifikasi social dalam masyarakat menurut Huky (1982) adlah sebagi berikut:

1. Perbedaan ras dan budaya.perbedaan ciri biologis seperti waran kulit,latar belakang etnis.

2. Pembagian tugas yang terdpesialisasi. Spesialisasi berkaitan dengan fungsi kekuasaan dan status dalam stratifikasi social.

3. Kelangkaan. startifikasi lambat laun terjadi karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau langkah

Dasar startifikasi social dalam masyrakat

Dasar startifikasi dalam masyarakat disebabkan oleh adanya sesuatu yang berharga lebh, misalnya kekayann, ilmu pengetahuan atau kekuasaan. Ukuran yang dipakai untuk menggolongkan seseorang pada seseorang pada lapisan tertentu adalah ukuran kumulatif dan bukan ukuran tunggal. Contohnya, orang kaya biasayna akan dengan mudh memilki kekuasaan, pendidikan, bahkan kehormatan.

Dalam masyarakat sederhana wujud startifikasi social terlihat dalam hal-hal berikut

· Adanya kelompok jenis kelamin dan umur

· Adanya kelompok pemimpin suku yang memiliki hak-hak istimewa

· Adanya pemimpin yang paling berpengaruh

· Adanya orang-orang yang dikucilkan dan yang tidak dilindungi hokum

· Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri

· Adanya pembedaan standar ekonomi

Macam-Macam / Jenis-Jenis Status Sosial

1. ascribed status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.

2. achieved status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.

3. assigned status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya

Macam-macam staratifikasi social juga dibedakan dalam jenis-jenis menjadi dua

1.Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.

Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

Sebab Stratifikasi social bisa terjadi karena Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.

Proses terjadinya Stratifikasi sosial terjadi melalui proses Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.

KRITERIA DASAR PENENTU STRATIFIKASI SOSIAL


Kriteria atau ukuran yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan para anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan tertentu adalah sebagai berikut :

a) Kekayaan
Kekayaan atau sering juga disebut ukuran ekonomi. Orang yang memiliki harta benda berlimpah (kaya) akan lebih dihargai dan dihormati daripada orang yang miskin.

b) Kekuasaan
Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah.

c) Keturunan
Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Keturunan yang dimaksud adalah keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau kehormatan. Kaum bangsawan akan menempati lapisan atas seperti gelar :
- Andi di masyarakat Bugis,
- Raden di masyarakat Jawa,
- Tengku di masyarakat Aceh, dsb.

d) Kepandaian/penguasaan ilmu pengetahuan
Seseorang yang berpendidikan tinggi dan meraih gelar kesarjanaan atau yang memiliki keahlian/profesional dipandang berkedudukan lebih tinggi, jika dibandingkan orang berpendidikan rendah. Status seseorang juga ditentukan dalam penguasaan pengetahuan lain, misalnya pengetahuan agama, ketrampilan khusus, kesaktian, dsb.

SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL


Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedak menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.


a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja.
Contoh:
- Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
- Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
- Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
Stratifikasi ini bersifatdinamis karenamobilitasnya sangatbesar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal.
Contoh:
- Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
- Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperolehpendidikan asal ada niat dan usaha.

c. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya,seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.

Fungsi Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :
a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan,tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.
b. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yangmenerima anugerah penghargaan/ gelar/ kebangsawanan, dan sebagainya.
c. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi,keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.
d. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah\ laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
e. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
f. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat

Daftar pusaka : Google

Buku sosiologi kun maryanti & juju suryawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar